Pages

BONUS KUNJUNGAN ANDA, DAPATKAN SOFTWARE QUICK COUNT DAN ARTIKEL JURUS2 BISNIS PROPERTI TERKINI SECARA GRATIS DISINI !!

First Name:

E-Mail Address:




Kamis, 28 Januari 2010

Menertawakan Janji-janji Kita pada Diri Sendiri (bag 1)

Bismillah ...
Subhanallah, Allah Yang Maha tahu apa yang terbaik untuk hamba-Nya, disaat diri ini butuh siraman, Allah mengirimkan tarbiyah terindah-Nya pd kami, tanpa sengaja i lewat tukang koran. Hati ini tergelitik ingin nyari tarbawi, coz akhir2 ini jarang ke stasiun jd ga langganan tarbawi. Akhirnya dengan santai sambil nyari, tanya k abang penjual, alhamdulillah dapet jg tarbawi terbaru. Sebenernya yg jdi masalah bukan tarbawinya, but judul yg di angkatnya, mau tau apa ???? yup judul cover depannya "Menertawakan Janji-janji Kita pada diri sendiri"
Sempet bingung juga maksudnya apa ya dr judul tarbawi kali ini ?? akhirnya tanpa pikir panjang, stlh transaksi langsung i lihat bag dlamnya. Dan ternyata .... subhanallah alhamdulillah Allahu akbar ....

Menertawakan diri sendiri...
Mungkin tidak semua kita bisa atau mau melakukannya. PAdahal tertawa adalah salah satu pertanda bahwa seseorang masih bisa membedakan antara kepedihan dengan kesenangan. Tertawa a/ pertanda bahwa seseorang msh mampu membedakan antara dagelan dan mana keseriusan. Tertawa bukti bahwa seseorang sedang berduka atau bersuka. Tertawa merupakan isyarat seseorang msh pnya rasa. Tanpa rasa, maka besar kemungkinan orang tersebut sedang mengalami gangguan jiwa. Sebab, hanya orang yang mengalami gangguan jiwa yang selalu tertawa dalam segala kondisi.
Sebaliknya orang waras hanya akan menertawakan sesuatu yg pantas ditertawakan. meski terkadang, kita bisa pula menertawakan sesuatu yang sebenarnya tak lucu.
Menertawakan diri sendiri kita lakukan untuk menyadari kesalahan, perilaku konyol, kekeliruan, sprti halnya yg prnah dilakukan Umar Bin Khatab kala mengenang masa-masa jahiliyahnya.
Khusus disni, mari sejenak menertawakan diri sendiri, karena janji-janji yang pernah kita ikrarkan kepadanya. Sebab mungkin disana ada kelucuan, keluguan, kebodohan, atau mungkin inkonsistensi yang telah menipu kita, memenjarakan kita pada keadaan yang tak memberi perubahan.
Janji Pada Diri Sendiri, Janji yang Tanpa Pengawas dan Sanksi Hukum
Janji adalah hutang. Itulah yg sering kita ungkapkan yang sering kita ucapkan ketika kita ingin mengingatkan seseorang agar konsekuen dan konsisten dengan janji yang pernah diucapkannya. Dan memang, pada dasarnya janji punya konsekuensi yang mempertaruhkan citra diri kita pada siapa saja janji itu kita ucapkan.
Yang unik adalah janji kita kpd diri sendiri. Rencana, target, obsesi, dan janji kita kepada diri sendiri nyaris tak ada hukum dan sanksi yang akan kita terima, sebab memang tidak ada yang mengawasi, tak ada yang menghukum. Kita bebas berjanji apa dan kapan saja. dan bebas pula melanggarnya. Kita merdeka untuk menyusun rencana apapun, dan merdeka pula untuk tidak melakukannya. Kita mungkin pernah berjanji pada diri sendiri untuk bekerja keras, agar khidupan ke depannya bs lebih baik, misal punya rumah sendiri, kendaraan pribadi, dll. Tapi janji itu kemudian tidak kita penuhi dan kita tak pernah merasa berdosa karena memang tak ada yang mengawasi dan tak ada yang memarahi.
Janji pada diri sendiri adalah janji yg berbeda. Unik. Tak ada resiko dan konsekuensi. Karena itulah mungkin maka kita terlalu mudah melakukaknya dan terlalu mudah pula melupakannya. Selalu dan terus berulang.
Layak rasanya kita menertawakan diri karena kelakuan itu, yang terkesan seperti anak kecil yang tak pernah mengerti dan tak mau tahu akibat ucapannya. Kita sering mengucapkan janji pada diri sendiri untuk sebuah komitmen, tapi tak ada satupun dari janji-janji itu yang mampu membawa kita kemana-mana, karena memang kita juga tak pernah menggerakkannya kemana-mana. Hanya ada dipikiran, hanya tertulis dicatatan, karena kita merasa tak ada yang mengawasi, tak ada yang akan menghukum.
so ... sudahkah kita menunaikan janji-janji pada diri kita masing2 ???
Subhanallah i baca artikel ini sangat tersentak dan seolah-olah ditampar. Ya Allah ... begitu cpt diri ini lalai, begitu mudah diri ini berjanji, tapi semua kadang hanya jadi tulisan d buku, ingatan di pikiran tanpa ada realisasi dan aksi. astagfirullah ....
semoga dengan artikel di atas, kembali mengingatkan diri ini u senantiasa konsisten thd janji yg sudah di ikrarkan. aamiin

salam semangat ^^

0 komentar:

Posting Komentar