Keitika seorang muslim berniat melakukan sesuatu, maka hendaknya ia melakukan hal berikut, Melakukan perencanaan dan perhitungan dengan seksama, dan menaruh kepercayaan sepenuhnya kepada Allah SWT.
Ketika kita mengambil langkah2 strategis dan tepat untuk mencapai sebuah tujuan yang kita cita-citakn, dan dalam waktu yang sama kita juga menaruh kepercayaan sepenuhnya kepada Allah, maka kita telah mengimplementasikan dua prinsip penting dalam ajaran tauhid.
Percaya Kepada Allah tanpa mengambil langkah-langkah yang tepat, tanpa berusaha untuk meraih tujuan yang diinginkan, maka itu adalah pemahaman yang keliru dan tercela dalam agama. Dan mengambil langkah-langkah dan perhitungan yang matang tanpa mempercayakannya kepada Allah adalah indikasi adanya ketidak beresan dalam keyakinan kita kepada Allah.
Seorang bijak berkata "Orang yang lamban dan berhati-hati akan mencapai sebagian cita-citanya. Sementara orang yang tidak sabar dan terburu-buru, akan lebih sering gagal dan gagal lagi."
Penuh perhitungan dan sangat berhati-hati dalam menghadapi urusan dan rencana kita untuk melakukan sesuatu, tidaklah bertentangan dengan keyakinan kita kepada takdir Allah. Namun justru, kita telah menerapkan salah satu bagian penting dan fundamental dalam ajaran agama ini. Seperti yang Allah tegaskan dalam QS.An Nahl 81 : Dan jadkan bagimu pakaian yang memeliharamu dari panas dan pakaian (baju) yang memelihara kamu dalam peperangan."
Jika rencana sudah kita susun dengan baik, maka jangan lupa sertakan dan libatkan Allah dalam merealisasikannya. Memang manusia bisa menyusun rencana dengan baik, tetapi pasti Allah yang membantu qt dengan membuka semua jalan yang kita perlukan untuk meraih target yang telah ditentukan. Jika tidak, maka pasti Dia akan menunjukkan target yang lebih baik, strategi yang lebih efektif bagi kita.
Sebab jika Allah menutup satu pintu, pasti Dia telah membuka pintu yang lain untuk kita. Satu kesulitan akan dibayar Allah swt dengan banyak kemudahan. Maka satukanlah rencana kita dengan baik dengan selalu melibatkan Allah di dalamnya ketika kita menjalankannya.
Kenali Diri, Sebab Kadang Kendala Terbesar itu Muncul dari Diri Sendiri
Hambatan meraih sukses dan perubahan itu banyak, dan akan selalu ada untuk menghadang rencana dan cita-cita kita. Tapi terkadang kita sadari, adalah musuh yang sesungguhnya bercokol dari dalam diri kita sndiri. Itulah yang lebih sering mematikan komitmen, energi, dan semangat untuk berbuat. Perjalanan kita menuju kesuksesan terkadang dihambat oleh sesuatu yang tak kita kenali dan sadari. Dan karena itu kita harus mengenali diri, memahami kekurangan-kekurangan kita.
Hambatan-hambatan itu misalnya rasa malu yang disebabkan rendahnya kepercayaan diri. Kita kadang kali salah menempatkan rasa itu, terutama jika kita memiliki kekurangan fisik, maka lenyaplah kepercayaan diri kita untuk mengoptimalkan potensi diri yang dimiliki. Kita lupa atau pura-pura lupa bahwa banyak orang bisa sukses walaupun mereka tidak memiliki fisik yang sempurna. Rendahnya rasa percaya diri akan mengubur semangat dan komitmen kita untuk meraih mimpi dan cita-cita.
Banyak diantara kita yang melihat diri mereka sudah kalah sebelum mereka berbuat untuk merealisasikan mimpi. Mereka merasa pesimis, tidak mampu, atau tidak mempunyai energi yang cukup untuk menggapai sukses. Bagaimana mungkin membangun komitmen untuk mengejar sukses atau impian dapat digapai, jika kita sendiri tidak percaya bisa mencapai kesuksesan tersebut. Sebelum Allah swt memperlihatkan takdir kegagalan kita, kita telah menciptakan kegagalan itu dalam benak kita, dan akhirnya itulah yang dicatatkan Allah untuk kita.
Lalu ada hambatan bernama putus asa dan pesimisme. Masalah seperti kegagalan, kesulitan, kekalahan, kerugian memang menyakitkn. Mungkin karena kita pernah mengalaminya, lalu ada rasa trauma untuk bangkit kembali demi mewujudkan janji-janji kita pada diri sendiri. Tetapi bukan berarti usaha kita memperbaiki ataupun mengatasi masalah tersebut harus terhenti. justru dengan adanya masalah, kita merasa terdorong untuk memacu kreativitas agar dapat menemukan cara lain yang lebih baik, lebih cepat, lebih efektif. Sebab kegagalan pertama pasti memberi kita pelajaran bagaimana membuat langkah yang lebih hati-hati dan antisipatif.
Kegagalan kita memahami diri dan kemampuan diri, erat kaitannya dengan kemampuan kita mengelola komitmen, energi dan potensi. karena belum memahami kemampuan diri, akibatnya kita tidak bisa mengembangkan diri yang dapat dijadikan modal untuk menggapai sukses ataupun meraih mimpi.
Banyak sekali hambatan yang justru muncul dari dalam diri, dan hanya kita yang bisa merasakannya. Karena itu, kenalilah dan galilah selalu pengetahuan tentang diri kita, agar tidak muncul hambatan-hambatan yang berpotensi menghancurkan langkah dan rencana kita. Hanya ketika kita mampu mengenalinya dengan baik maka akan ada perubahan-perubahan dalam hidup dan kehidupan kita.
bersambung ke bag 3 .... "Jika komitmen Pertama Terganggu, Maka Siapkan Rencana Pilihan"